Jumat, 12 April 2013

Contoh Paragraf Argumentasi Tentang Pendidikan Karakter


Berawal Dari Terpaksa Kemudian Menjadi Terbiasa

Belakangan ini banyak kasus yang dilakukan oleh orang terhormat dan berpendidikan tinggi. Seperti kasus Bupati Garut yang menikahi gadis 18 tahun kemudian menceraikannya setelah menikahinya selama 4 hari. Kasus lainnya yaitu kasus korupsi Gayus Tambunan seorang PNS di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia yang menyeret beberapa nama pejabat negara lainnya. Dan banyak kasus lainnya seperti penyuapan, penipuan, dan hukum yang disiasati.
Kasus-kasus tersebut membuktikan bahwa seseorang dengan kemampuan lebih dibidang akademik namun tidak diimbangi dengan karakter yang baik akan tergoyahkan oleh pengaruh-pengaruh yang buruk sehingga penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat terjadi. Sehingga selain pendidikan akademik diperlukan sebuah pendidikan karakter yang akan membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang intelektual, baik dan unggul. Dan tidak akan terjadi kasus-kasus penyimpangan yang dilakukan oleh orang berpendidikan.
Andian (2010) menyatakan bahwa “munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia, bisa dimaklumi. Sebab, selama ini dirasakan, proses pendidikan dirasakan belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang menyebut, pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan sekolah atau sarjana yang piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mental dan moralnya lemah”.
Sekolah sebagai sebagai institusi formal pendidikan, harus benar-benar dapat memberikan pendidikan yang berkarakter, entah itu dalam kegiatan intrakurikuler atau ekstrakurikuler. Sebagaimana pernah disinggung Imam Subkhan (Suara Merdeka, 24-9-2011) bahwa pendidikan karakter dapat ditempuh di berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Sebab itu dengan mewajibkan siswa mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diminati, maka penanaman nilai-nilai, tanggung jawab, kreatifitas, kemandirian, keberanian, sikap empati, dan kepedulian sosial dapat terpatri lebih kuat pada diri siswa.
Penjelasan tersebut memang benar. Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui  kegiatan ekstrakurikuler. Selain penanaman nilai-nilai di dalam kegiatan tersebut kita dapat mengembangkan minat dan bakat kita. Terbukti dengan saya mengikuti salah satu ekstrakurikuler di sekolah saya, saya yang awalnya kurang percaya diri ketika berbicara di depan umum, kini saya sudah lebih berani ketika berbicara di depan umum.  Menjadi lebih disiplin dan lebih mandiri serta kepedulian sosial tertanam dalam diri ini. Dan banyak perubahan positif lainnya. Itu semua bisa saya lakukan karena saya sudah terlatih dan terbiasa ketika dalam kegiatan ekstrakurikuler. Yang seterusnya sudah tertanam kuat dan kemudian menjadi terbiasa dan akhirnya membentuk karakter yang berkepribadian baik dan unggul.

0 komentar:

Posting Komentar