Senin, 29 April 2013

TEKS PIDATO PERILAKU HIDUP HEMAT DI KALANGAN PELAJAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Yang terhormat Ibu Tri Hastuti selaku guru Guru Bahasa Indonesia X.5,
Serta teman-teman X.5 yang saya sayangi,
       Terlebih dahulu marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah yang telah menganugerahkan berbagai kenikmatan kepada kita, terlihat dengan kesehatan, kesempatan dan kebahagiaan yang kita rasakan pada hari ini. Tanpa kemurahan-Nya, mustahil semua ini dapat kita nikmati. Selanjutnya saya berterima kasih kepada hadirin yang telah bersedia hadir dalam acara ini.
       Hadirin yang berbahagia,
       Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan topik sederhana yang berkenaan dengan perilaku hidup kita sehari-hari, yakni perilaku hidup hemat di kalangan pelajar seperti kita. Apakah teman-teman sudah berperilaku hidup hemat? Mungkin ada beberapa dari teman-teman yang sudah berperilaku hidup hemat dan mungkin ada juga yang belum. Saya kira ada teman-teman yang masih bertanya-tanya. Hemat itu seperti apa? Apakah hemat itu dikatakan pelit? 
       Hadirin yang berbahagia,
       Hemat adalah hati-hati dalam menggunakan uang, barang, dan sebagainya. Menggunakan sesuatu sesuai dengan keperluan dan tidak berlebih-lebihan. Sementara kebalikan dari hemat adalah boros, yaitu berlebih-lebihan dalam menggunakan uang, barang dan sebagainya. Dimana mengeluarkan uang sudah menjadi hobi. Membeli apa saja sekedar memuaskan keinginan, kendati barang yang dibeli sebenarnya sama sekali tidak diperlukan. Dalam kondisi kehidupan yang tidak pasti ini, segala hal dapat mengalami perubahan yang serba mendadak dan sangat mencengangkan. Hal ini jika tidak kita antisipasi dengan langkah hidup hemat, tentunya kita sendiri yang kalang kabut harus memenuhi kebutuhan hidup kita. Kita pasti akan merasa tidak enak hati jika kita harus selalu meminta uang kepada orang tua kita. Apalagi jika orang tua kita sedang tidak ada uang. Kita pasti tidak tega harus meminta uang kepada mereka.
       Hadirin yang berbahagia,
       Pernahkah kalian mendengar pepatah yang mengatakan Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”? Seandainya kita melaksanakan pepatah itu dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan mendapatkan manfaatnya. Misalnya setiap hari kalian menyisihkan uang seribu rupiah, seminggu akan terkumpul Rp.7000 dalam satu tahun akan terkumpul Rp.336.000. Maka pada tahun ajaran baru kalian tidak usah merengek pada orang tua untuk membeli sepatu baru yang kalian inginkan. Tapi seandainya uang seribu rupiah kalian jajankan tiap hari, apa yang kalian dapat? Untuk sekedar kenyang pun belum tentu apalagi mendapat makanan yang bergizi.
       Hadirin yang berbahagia,
       Pasti kita pernah mendengar orang mengatakan kalau hemat pasti tidak jauh dari kikir atau pelit. Dan kita biasanya enggan dibilang pelit dan akibatnyapun terkadang kita tidak hemat. Sebenarnya apa perbedaan hemat dengan pelit? Orang yang hemat adalah orang yang menggunakan uangnya secara bijaksana, sebagian besar terutama untuk hal-hal yang memang benar-benar dibutuhkan dan penting. Namun demikian, dia juga tetap tidak mengesampingkan kewajibannya sebagai umat beragama. Misalnya, zakat, infak, dll. Selain itu, dia juga tetap memperhatikan kasih kepada sesama manusia, sehingga tetap rela memberikan sebagian miliknya untuk membantu orang lain yang dalam kesulitan misalnya korban gempa Jogjakarta, korban Tsunami Aceh, dll. Sedangkan orang yang pelit adalah orang yang berusaha sekuat tenaga untuk meminimalkan penggunaan uangnya bahkan termasuk untuk kebutuhan yang penting sekalipun. Contohnya : Seseorang merasa lapar, tapi enggan membeli makanan. Bukan karena tidak memiliki uang, tapi karena sayang mengeluarkan uang dan lebih memilih menahan lapar.
       Hadirin yang berbahagia,
       Memang tidak mudah bagi kita untuk menerapkan prinsip hidup hemat dalam sehari-hari. Apalagi jika teman sering mengajak kita jajan, seperti makan es pelangi, makan bakso gaul, dan sebagainya. Kita pasti tidak mudah menolak, dan lebih sering menerima ajakan mereka padahal sebenarnya uang yang kita pakai untuk jajan bisa ditabung. Teman-teman berikut beberapa tips cara menghemat uang saku :
1.      Bawa bekal dari rumah diharapkan agar tidak jajan di sekolah
2.      Perbanyak jalan kaki atau naik sepeda bagi yang jarak antara rumah ke sekolah tidak terlalu jauh
3.      Menyisakan uang saku untuk ditabung
4.      Utamakan kebutuhan tunda dulu keinginan
5.      Membuat skala prioritas
6.      Puasa senin dan kamis Bagi kamu yang muslim, tak ada salahnya untuk menerapkan cara yang satu ini agar keuangan tidak boros. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan pahala karena berpuasa pada hari itu merupakan suatu ibadah.
       Hadirin yang berbahagia,
       Masih banyak cara lainnya yang bisa diterapkan oleh pelajar untuk bisa hemat dalam pengeluaran dalam kehidupan sehari-hari. Butuh kreativitas kita dalam menemukan teknik-teknik baru dalam dunia penghematan uang. Namun, jangan terlalu hemat dan pelit, karena hemat atau irit dan pelit memang hal serupa tapi tak sama. Orang yang kikir atau pelit biasanya tidak disukai banyak orang, namun orang hemat bisa menjadi contoh bagi orang lain. Memang dalam melakukan hidup hemat kita tidak selalu mendapatkan manfaatnya secara langsung, namun dampaknya akan dirasakan kemudian hari. Seperti kata peribahasa berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Selamat berhemat ria dan semoga keinginan Anda dapat terwujud dengan baik.
Hadirin yang berbahagia,
       Demikian yang dapat saya sampaikan, apabila ada tutur kata yang kurang berkenan di hati para hadirin saya mohon maaf. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih atas perhatian hadirin,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Read more »»  

Jumat, 12 April 2013

Contoh Paragraf Argumentasi Tentang Pendidikan Karakter


Berawal Dari Terpaksa Kemudian Menjadi Terbiasa

Belakangan ini banyak kasus yang dilakukan oleh orang terhormat dan berpendidikan tinggi. Seperti kasus Bupati Garut yang menikahi gadis 18 tahun kemudian menceraikannya setelah menikahinya selama 4 hari. Kasus lainnya yaitu kasus korupsi Gayus Tambunan seorang PNS di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia yang menyeret beberapa nama pejabat negara lainnya. Dan banyak kasus lainnya seperti penyuapan, penipuan, dan hukum yang disiasati.
Kasus-kasus tersebut membuktikan bahwa seseorang dengan kemampuan lebih dibidang akademik namun tidak diimbangi dengan karakter yang baik akan tergoyahkan oleh pengaruh-pengaruh yang buruk sehingga penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat terjadi. Sehingga selain pendidikan akademik diperlukan sebuah pendidikan karakter yang akan membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang intelektual, baik dan unggul. Dan tidak akan terjadi kasus-kasus penyimpangan yang dilakukan oleh orang berpendidikan.
Andian (2010) menyatakan bahwa “munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia, bisa dimaklumi. Sebab, selama ini dirasakan, proses pendidikan dirasakan belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang menyebut, pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan sekolah atau sarjana yang piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mental dan moralnya lemah”.
Sekolah sebagai sebagai institusi formal pendidikan, harus benar-benar dapat memberikan pendidikan yang berkarakter, entah itu dalam kegiatan intrakurikuler atau ekstrakurikuler. Sebagaimana pernah disinggung Imam Subkhan (Suara Merdeka, 24-9-2011) bahwa pendidikan karakter dapat ditempuh di berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Sebab itu dengan mewajibkan siswa mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diminati, maka penanaman nilai-nilai, tanggung jawab, kreatifitas, kemandirian, keberanian, sikap empati, dan kepedulian sosial dapat terpatri lebih kuat pada diri siswa.
Penjelasan tersebut memang benar. Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui  kegiatan ekstrakurikuler. Selain penanaman nilai-nilai di dalam kegiatan tersebut kita dapat mengembangkan minat dan bakat kita. Terbukti dengan saya mengikuti salah satu ekstrakurikuler di sekolah saya, saya yang awalnya kurang percaya diri ketika berbicara di depan umum, kini saya sudah lebih berani ketika berbicara di depan umum.  Menjadi lebih disiplin dan lebih mandiri serta kepedulian sosial tertanam dalam diri ini. Dan banyak perubahan positif lainnya. Itu semua bisa saya lakukan karena saya sudah terlatih dan terbiasa ketika dalam kegiatan ekstrakurikuler. Yang seterusnya sudah tertanam kuat dan kemudian menjadi terbiasa dan akhirnya membentuk karakter yang berkepribadian baik dan unggul.
Read more »»