Jumat, 11 Oktober 2013

Kebumen; Sejauh Mata Memandang


Halooo reader.. :D aku mau nge-share hasil wawancara aku nih waktu kelas X, dari pada Cuma ke simpen di draft, mending aku share aja di sini.. siapa tau bisa bermanfaat.. ya gak? :D hehe... Ceritanya dulu pas kelas X aku ada tugas wawancara kelompok dari Guru Bahasa Indonesia ku... nah setelah dirembug dengan temen-temen blaa blaa blaa... sampai akhirnya jadi deh laporannya... fyuhhh -_-“ waktu itu ribet juga bikinnya.. apalagi kerja kelompok yang butuh kerja sama dari masing-masing anggota... walaupun susah buat kerja sama daann pada akhirnya jadilah laporan ini.. ^_^

LAPORAN HASIL WAWANCARA

“Kebumen; Sejauh Mata Memandang”







Oleh :
1.      Ana Nur Fajriyati              (04/X-5)
2.      Fajar Rizqi Pratama           (16/X-5)
3.      Kharisma Nur Satiti          (20/X-5)
4.      Moh. Subhan                     (22/X-5)





SMA N 1 Kebumen
Tahun Pelajaran 2012/2013


Kebumen; Sejauh Mata Memandang

       I.                            Identitas Laporan
a.       Topik              :Sejarah Kebumen dan Identitas Kebumen
b.      Tujuan             : - Untuk mengetahui sejarah kota Kebumen dan legenda yang ada.
-  Untuk mengetahui ikon Kebumen yang menjadi identitas Kebumen.
-  Untuk mengetahui arti dari slogan Kebumen.
c.       Narasumber    :1. Bapak Eko Edhi Prasetyo, BA
2. Bapak Isma’un
d.      Pewawancara : 1. Ana Nur Fajriyati
                          2. Fajar Rizqi Pratama
                          3. Kharisma Nur Satiti
                          4. Moh. Subhan
e.       Pelaksanaan    :
Waktu             : 1. Sabtu, 26 Januari 2013. Sekitar pukul 14.30 sampai selesai.
                          2.            Senin, 04 Februari 2013. Pukul 14.45 (pulang sekolah) sampai selesai.
Tempat            : Kantor Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Kebumen.

    II.                 Hasil Wawancara
a.       Awal berdirinya kota Kebumen
Bapak Eko Edhi Prasetyo sebagai seorang yang telah mengabdikan diri di Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Kebumen. Tentang sejarah dan pariwisata yang ada di Kebumen banyak yang Beliau ketahui. Apalagi beliau telah menjabat selama 23 tahun dan telah merasakan beberapa jabatan yang ada di Dinas Pariwisata Seni dan Budaya di Kabupaten Kebumen. Beliau mengatakan bahwaterdapat tiga versi pendapat sejarah yang menjelaskan awal mula berdirinya Kota Kebumen. Namun hanya 2 versi yang dipakai. Karena berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan lebih mengacu ke 2 versi tersebut. Yaitu R.T. Arungbinang dan R.T. Kolopaking.
Bapak Isma’un menceritakan secara singkat awal mula terjadinya sejarah kebumen menurut R.T Arungbinang dan diperjelas dengan kelanjutan cerita dari Pak Eko.Kisah sejarah menurut R.T Arungbinang, yaitu pada zaman dahulu kala sebelum masehi (SM) ada sesepuh keraton Kerajaan Mataram yang merupakan Dewan Penasehat Kerajaan Mataram melarikan diri dari kerajaan. Yaitu Pangeran Bumidirjo yang merupakan salah satu dari adik Sultan Agung. Pangeran Bumidirjo melarikan diri karena terdapat perbedaan pendapat dan Pangeran Bumidirjo tidak sepaham dengan kebijakan yang dilakukan oleh Sunan Amangkurat Agung karena dianggap terlalu otokratis, keras dan bagi siapa saja yang tidak menyetujui akan dihukum. Bahkan hukuman yang diberikan tidak tanggung-tanggung. Sampai hukuman mati. Pangeran Bumidirjo akhirnya pergi jauh meninggalkan Kerajaan Mataram. Beliau pergike arah barat tanpa sepengetahuan pihak kerajaan. Akhirnya beliau sampai di wilayah Panjer. Pangeran Bumidirjo bermukim dan berbaur dengan mayarakat setempat. Agar tidak terlihat sebagai bangsawan. Pangeran Bumidirjo mengubah namanya menjadi Ki Bumi.
Kepergian Pangeran Bumidirjo membuat Sunan Amangkurat merasa kehilangan yang amat besar. Tidak ada lagi yang menjadi panutan dan pemberi nasehat. Kemudian kerajaan mengutus 2 orang untuk mencari di mana keberadaan Pangeran Bumidirjo. Utusan kerajaan sampai di wilayah Panjer dan bertemu Ki bumi yang pada dasarnya adalah Pangeran Bumidirjo. Namun Ki Bumi enggan untuk kembaki ke kerajaan. Padahal, utusan tersebut tidak boleh pulang tanpa membawa Pangeran Bumidirjo. Akhirnya utusan kerajaan menjadi pengikut Ki Bumi. Ki Bumi menetap dan tinggal di Panjer dan akhirnya membentuk pemukiman. Ki Bumi memberikan pelajaran, pendidikan, dsb. kepada warga sekitar. Banyak masyarakat memanggil Ki Bumi dengan sebutan Kibumian. Akhirnya wilayah tersebut. dinamai Kebumen yang berasal dari kata Kibumian atau Kabumian akibat kebiasaan warga memanggil nama Ki Bumi, akhirnya wilayah tersebut diberi nama Kebumen.
b.      Burung Walet sebagai ikon Kota Kebumen
Seperti yang telah diketahui oleh banyak orang bahwa ikon Kota Kebumen adalah Burung Walet. Sering terdengar kerancuan dalam pengucapan antara walet atau lawet. Banyak orang bingung mana yang benar. Setelah ditelusuri ternyata nama yang benar adalah Burung Walet. Seperti apa yang dituturkan oleh Bapak Eko selaku salah satu pejabat di Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Kebumen yang banyak mengetahui seluk beluk tentang Kebumen dan sejarahnya.Beliau menjelaskan bahwa Burung Walet adalah burung penghasil sarang burung, dan Burung Lawet adalah burung layang-layang biasa. Namun pengucapan walet lebih sering dan mudah diucapkan lawet. Seperti Tari Lawet, Tugu Lawet, Burung Lawet. Padahal pada dasarnya yang menjadi ikon Kota Kebumen adalah Burung Walet. Masyarakatpun terbiasa dengan pengucapan kata walet menjadi lawet dan akhirnya menjadi salah kaprah. Hingga
Pak Eko menuturkan bahwa awal mula Burung Lawet dijadikan ikon Kota Kebumen dikarenakan Burung Lawet adalah penghasil sarang burung utama Di Kebumen. Pada zaman dahulu daerah-daerah lain telah mempunyai suatu kesenian yang menjadi identitas daerah tersebut. Kebumen yang sebelumnya belum memiliki kesenian yang menjadi identitas Kebumen. Dan merasa butuh identitas supaya lebih mudah dikenal. Akhirnya ada yang berinisiatif untuk menciptakan kesenian yang dijadikan identitas Kebumen. Diciptakanlah sebuah tarian kreasi baru yaitu Tari Lawet. Tari tersebut diciptakan oleh 3 orang. Salah satu pencipta tersebut adalah Bapak Sardjoko yang merupakan warga Desa Karangsari Kecamatan Kebumen. Setiap gerakan Tari Lawet menceritakan kehidupan Burung Lawet dari keluar sarang sampai kembali ke sarang. Tari Lawet sekarang telah menjadi sebuah seni tari asli dari Kebumen yang menjadi kesenian identitas Kebumen.
           c.       Kebumen Kota Beriman
Slogan kota Kebumen adalah beriman. Pemberian kata beriman karena agar penduduknya mayoritas beragama Islam. Dan diharapkan berhati suci dan kuat imannya. Selai itu kata beriman juga mempunyai arti atau singkatan yaitu BERsih, Indah, Manfaat, Aman, dan Nyaman.
           d.      Legenda yang ada di Kebumen
            Bapak Eko yang telah lama bekerja di Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Kebumen telah banyak berperan dalam pengumpulan legenda-legenda yang ada di Kebumen. Beliau beserta rekan kerjanya Bapak Slamet mencari legenda-legenda yang ada di Kebumen ke berbagai daerah di Kebumen dan berhasil menemukan sekitar 121 cerita. Pak Eko menjelaskan bahwa menurut masyarakat legenda yang telah ditemukan tersebut belum seberapa dari legenda-legenda yang ada di Kebumen. Banyak legenda yang belum diketahui salah satunya adalah legenda Tugu Lawet.
            Beberapa legenda yang telah diketahui diantaranya adalah Terjadinya Desa Penusupan, Dewi Ayu Sekar Gadung, Eyang Singodanu, Watu Kuwuk, Syekh Anom Sidokarso, Ki Sabdo Guno, Mbah Agung/Kyai Donosari, Terjadinya Desa Kedungdowo, Raden Kamandaka/Lutung Kasarung, Pemandian Air Panas Krakal, Benteng Van Der Wijck, dan berbagai legenda lainnya.


  e.       Simpulan
1.    Menjadi lebih tahu tentang sejarah Kebumen dan legenda-legenda yang ada di Kebumen.
2.    Mengetahui  lebih detail tentang identitas Kebumen
3.    Mengetahui arti dari slogan Kebumen “Kebumen Beriman”.



 III.                 Hambatan
1)    Susah mengatur waktu untuk berkumpul bersama anggota kelompok.
2)   Kurangnya kerja sama antar anggota kelompok.
3)   Anggota Kelompok kurang bisa diajak kerjasama.
4)   Ada anggota kelompok yang kurang tanggung jawab terhadap pembagian tugas yang telah disepakati bersama.
5)   Adanya ketidakikutsertaan anggota kelompok dalam pelaksanaan wawancara dan penyusunan laporan.

 IV.                       Lampiran  
         a.       Pembagian Kerja Kelompok
Ketua Kelompok                                          :           Moh. Subhan
Penanggung Jawab sebelum wawancara        :           Kharisma Nur Satiti
Penanggung Jawab pelaksanaan wawancara  :           Fajar Rizqi Pratama
Penanggung Jawab setelah wawancara          :           Ana Nur Fajriyati
Dokumentasi                                                 :           Moh. Subhan dan
Fajar Rizqi Pratama
            Notulen                                              :           Ana Nur Fajriyati dan
                                                                                  Kharisma Nur Satiti
            b.      Daftar Pertanyaan
1.      Bagaimana awal mula terjadinya Kota Kebumen?
2.      Kenapa diberi nama Kebumen?
3.      Kenapa ikon kota Kebumen Burung Walet?
4.      Bagaimana sejarah terbentuknya Tugu Walet
5.      Kenapa Slogan kota Kebumen “Kebumen Beriman”?
6.      Siapa pembuat slogan itu?










            c.       Dokumentasi
 
Bapak Eko Edhi Prasetyo (narasumber)
Foto bersama Pak Eko Edhi Prasetyo (Aku, Pak Eko, Risma) :D

Foto bersama Pak Eko Edhi Prasetyo (Kiki, Pak Eko, Risma)


Pelaksanaan wawancaradengan Pak Eko E.P


Pelaksanaan wawancara dengan Bapak Isma’un




Read more »»